Bunraku adalah
sandiwara boneka tradisional Jepang yang merupakan salah satu jenis ningyo
johruri Istilah bunraku khususnya digunakan untuk ninyo johruri(sandiwara
boneka dengan pengiring musik johruri) yang berkembang di Osaka. Joruri atau ditulis sebagai johruri adalah sebutan untuk
naskah dalam bentuk nyanyian. Penyanyi johruri disebut tayu dan
menyanyi dengan iringan musik shamisen. Kesenian ini bermula dari pementasan ningyo johruri
oleh seniman Uemura BunrakukenI di Osaka
sehingga diberi nama "bunraku". Sebelumnya, kesenian ini juga disebut
ayatsuri joruri shibai (sandiwara
johruri ayatsuri) dan baru secara resmi dinamakan bunraku sejak akhir zaman Meiji
(1868-1912). Sebuah boneka dimainkan oleh tiga orang dalang yang disebut
ningyo tsukai. Sewaktu memainkan boneka, dalang
tidak menyembunyikan diri dari pandangan penonton. Gerak- gerik boneka dibuat bagaikan hidup
dengan
kedua tangan dan kaki yang bisa digerak- gerakkan serta wajah boneka yang
bisa berubah ekspresi sesuai karakter yang dimainkan. Boneka memiliki mekanisme penggerak pada wajah (mata dan
mulut), dan sendi-sendi kedua
belah lengan, kaki, dan jari-jari tangan
yang bisa digerak-gerakkan. Dalang hanya bertugas menggerakkan boneka,
sedangkan
semua dialog yang diucapkan boneka menjadi tugas 'tayu' dengan iringan musik
shamisen. Tingkatan dalang diatur hirarki yang ketat, berdasarkan tingkat
keterampilan dan pengetahuan. Dalang paling berpengalaman menggerakkan bagian
kepala dan lengan kanan. Dalang dengan
pengalaman di bawahnya bertugas menggerakkan lengan kiri, sedangkan bagian
kaki digerakkan dalang yang paling yunior. Dalang kepala mengenakan geta berhak
tinggi (20 cm hingga 50 cm) dari kayu untuk mengimbangiposisi dalang ketiga yang menggerakkan bagian kaki boneka. Kementerian
Pendidikan Jepang menetapkan bunraku sebagai Warisan Agung BudayaNonbendawi. UNESCO menetapkan bunraku sebagai
Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dalam
daftar yang diterbitkan tahun 200
Tidak ada komentar:
Posting Komentar